BERITA NIBUNG88 – Mantan bek Timnas Indonesia, Nuralim menyamakan peran Joey Pelupessy dengan mantan rekan setim sekaligus eks kapten Pasukan Garuda, Bima Sakti.

Pelupessy merupakan satu dari lima wajah anyar di Timnas Indonesia besutan Patrick Kluivert selain Emil Audero Mulyadi, Dean James, Ole Romeny, dan Septian Bagaskara.

Mengingat pengalaman dan jam terbangnya yang terbilang tinggi, tak menutup kemungkinan gelandang bertahan berusia 31 tahun masuk daftar starting XI.

Jika Patrick Kluivert menerapkan formasi 4-3-3, Joey Pelupessy merupakan pilihan yang tepat di lini tengah sebagai gelandang bertahan.

Sentral Timnas Indonesia

Nuralim atau yang akrab disapa Jabrik mencoba menjabarkan peran sentral Joey Pelupessy, khususnya terhadap lini belakang Timnas Indonesia.

Mantan bek Timnas Indonesia dan Persija Jakarta tersebut menjelaskan bahwa gelandang bertahan harus bisa memutuskan serangan lawan. Jika peran itu bisa diemban dengan baik, maka bisa dipastikan lini belakang menjadi aman.

“Terutama buat pemain belakang ya, ada kecenderungan kita akan aman. Karena dari serangan pemain lawan, di gelandang itu ada pemutus. Itulah nomor punggung 6 itu. Jadi kita juga pemain belakang ini lebih fokus untuk menjaga pertahanan,” kata Nuralim lewat kanal YouTube NTV SPORT CAST belum lama ini.

“Kalau dia kokoh, kita juga di belakang lebih tenang, lebih konsentrasi. Di situlah kelebihannya dari pemain yang nomor 6 itu. Dia pemutus serangan lawan,” imbuhnya.

Peluang Marselino dan Eliano

Tak cuma mengomentari kehadiran Joey Pelupessy, eks tukang jagal Bandung Raya dan PKT Bontang juga mengomentari tak dipanggilnya Egy Maulana Vikri ke Timnas Indonesia.

“Jadi kalau kita lihat dengan absennya Egy sebenarnya berpengaruh bagi tim. Tapi kan di situ banyak pemain-pemain yang flank dan yang pemain-pemain gelandang. Cuma sedikit banyak juga itu kan tergantung skema yang akan dimainkan Patrick Kluivert,” katanya.

“Jadi bermainnya itu nanti seperti apa. Apalagi nanti menghadapi tim sekelas Australia. Di posisi ini juga bisa bermain Marselino Ferdinan dan Eliano Reijnders,” ujar Nuralim.